JATIM ZONE – Hari ini, Pemerintah Kabupaten Jember secara resmi meluncurkan program reboisasi dan mitigasi bencana skala besar di kawasan lereng Gunung Argopuro serta beberapa daerah aliran sungai (DAS) yang rawan banjir bandang dan tanah longsor.
Inisiatif ambisius ini menargetkan penanaman lebih dari dua juta bibit pohon dalam kurun waktu dua tahun ke depan, bertujuan untuk mengembalikan fungsi hidrologis lahan dan meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi yang kerap melanda wilayah tersebut.
Peluncuran program dilakukan secara simbolis di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, salah satu daerah yang kerap menjadi langganan banjir dan longsor setiap musim penghujan tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara ini dihadiri oleh Bupati Jember, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jember, serta tokoh masyarakat dan ratusan relawan yang siap terlibat langsung dalam proses penanaman.
Bupati Jember, Hendy Siswanto, dalam sambutaya menekankan pentingnya langkah proaktif dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan.
“Program reboisasi besar-besaran ini bukan hanya sekadar menanam pohon, tetapi merupakan investasi jangka panjang kita untuk masa depan Jember yang lebih aman dan hijau. Kita tidak bisa lagi hanya reaktif saat bencana datang, tapi harus proaktif mencegahnya dari hulu,” ujarnya dengaada tegas.
Hendy menambahkan bahwa target dua juta bibit pohon akan fokus pada jenis-jenis endemik yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim lokal, seperti bibit beringin, sengon, trembesi, hingga tanaman buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.
“Kami libatkan masyarakat secara langsung dalam proses penanaman dan pemeliharaan, sehingga mereka juga merasakan manfaat ekonomi dari hasil hutaon-kayu dan teredukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan,” jelas Bupati.
Sebelumnya, Jember telah berulang kali diterjang bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir bandang yang merusak permukiman hingga tanah longsor yang memutus akses jalan dan merenggut korban jiwa.
Data dari BPBD Jember menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, intensitas kejadian bencana ini meningkat signifikan, terutama di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan hutan atau berada di lereng pegunungan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya


























