JATIMZONE – Di era digital saat ini, ponsel pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Khususnya pengguna Android, mereka memiliki akses ke jutaan aplikasi melalui Google Play Store maupun sumber laiya.
Namun, kemudahan akses ini juga membawa risiko tersembunyi. Tidak semua aplikasi aman dan bermanfaat. Banyak di antaranya dirancang dengan tujuan jahat, mengancam privasi, keamanan data, bahkan finansial pengguna.
Mengenali ciri-ciri dan jenis aplikasi berbahaya ini adalah langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman siber yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Malware Berkedok Aplikasi Populer (Trojans)
Ini adalah jenis aplikasi berbahaya yang paling umum. Mereka menyamar sebagai aplikasi populer, game, atau alat produktivitas yang sah. Setelah diinstal, aplikasi ini akan mengunduh dan menjalankan kode berbahaya di latar belakang tanpa sepengetahuan pengguna.
Tujuan utamanya bervariasi, mulai dari mencuri informasi pribadi, mengendalikan perangkat dari jarak jauh, hingga menginstal aplikasi berbahaya laiya.
2. Spyware dan Stalkerware
Aplikasi jenis ini dirancang khusus untuk memata-matai aktivitas pengguna. Mereka dapat merekam panggilan, melacak lokasi GPS, membaca pesan teks, mengakses galeri foto, bahkan mengaktifkan kamera atau mikrofon secara diam-diam.
Seringkali, spyware diinstal oleh pihak ketiga yang memiliki akses fisik ke perangkat, seperti pasangan yang curiga atau mantan karyawan, menjadikaya ancaman serius terhadap privasi pribadi.
3. Ransomware
Meskipun lebih sering menyerang komputer, ransomware juga menargetkan perangkat Android. Aplikasi jenis ini akan mengenkripsi data penting di ponsel Anda, seperti foto, video, dan dokumen, kemudian meminta tebusan (ransom) dalam bentuk cryptocurrency untuk mengembalikan aksesnya. Jika tebusan tidak dibayar, data tersebut seringkali diancam akan dihapus atau dipublikasikan.
4. Adware Agresif
Berbeda dengan adware biasa yang menampilkan iklan di dalam aplikasi, adware agresif akan membanjiri perangkat Anda dengan pop-up iklan di luar aplikasi, notifikasi yang mengganggu, bahkan mengubah pengaturan browser secara paksa.
Meskipun tidak selalu mencuri data, adware ini sangat mengganggu pengalaman pengguna, menguras baterai, dan berpotensi mengarahkan Anda ke situs phishing atau malware.
5. Fleeceware (Penipuan Berlangganan)
Fleeceware adalah jenis penipuan baru yang mengeksploitasi sistem berlangganan aplikasi. Aplikasi ini menawarkan masa uji coba gratis yang singkat, namun ketika masa uji coba berakhir, mereka secara otomatis mengenakan biaya berlangganan yang sangat mahal (misalnya, puluhan dolar per minggu) bahkan setelah aplikasi dihapus.
Pengguna seringkali tidak menyadari tagihan ini sampai mereka melihat laporan bank mereka.
6. Aplikasi Phishing
Aplikasi phishing dirancang untuk mencuri kredensial login Anda. Mereka seringkali meniru tampilan aplikasi perbankan, media sosial, atau layanan populer laiya.
Saat Anda memasukkaama pengguna dan kata sandi Anda ke dalam aplikasi palsu ini, informasi tersebut akan langsung dikirimkan ke penipu, yang kemudian dapat mengakses akun asli Anda.
7. Aplikasi dengan Izin Berlebihan
Aplikasi yang meminta izin akses yang tidak relevan dengan fungsinya patut dicurigai. Misalnya, mengapa aplikasi senter memerlukan akses ke kontak, mikrofon, atau lokasi Anda? Permintaan izin berlebihan ini seringkali menjadi indikasi bahwa aplikasi tersebut memiliki tujuan tersembunyi untuk mengumpulkan data Anda atau melakukan aktivitas mencurigakan di latar belakang.
8. Aplikasi Keamanan Palsu (Fake Antivirus)
Ironisnya, beberapa aplikasi yang mengklaim sebagai solusi keamanan atau antivirus justru adalah malware itu sendiri. Aplikasi ini seringkali menampilkan peringatan palsu tentang virus di perangkat Anda dan meminta Anda untuk membayar untuk “pembersihan” atau mengunduh aplikasi berbahaya laiya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya


























