JATIM ZONE – Bisakah seseorang mencapai kondisi tubuh yang sehat optimal tanpa harus rutin berolahraga di pusat kebugaran atau mengikuti program latihan formal? Pertanyaan ini kerap muncul di benak banyak orang yang memiliki keterbatasan waktu, motivasi, atau kondisi fisik tertentu.
Para pakar kesehatan dan ahli gizi sepakat bahwa ya, hal itu sangat mungkin, asalkan individu tersebut menerapkan pendekatan holistik terhadap gaya hidup sehat yang mencakup nutrisi seimbang, tidur berkualitas, pengelolaan stres, dan peningkatan aktivitas fisik insidental sehari-hari.
Konsep ini menantang pandangan konvensional bahwa olahraga adalah satu-satunya jalan menuju kesehatan prima, sekaligus membuka opsi bagi mereka yang mencari alternatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Konsep “sehat tanpa olahraga” seringkali disalahartikan sebagai hidup pasif atau minim gerak. Padahal, yang dimaksud adalah tidak memerlukan latihan terstruktur seperti lari maraton, angkat beban di gym, atau mengikuti kelas yoga secara rutin. Kunci utamanya terletak pada peningkatan aktivitas fisik harian yang tidak terencana, yang dikenal sebagai Non-Exercise Activity Thermogenesis (NEAT). “Menurut Prof. Dr. Aisha Rahman, MPH, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Sejahtera, ‘Sehat tanpa olahraga formal bukan berarti hidup pasif. Itu berarti kita tidak harus mengikuti rutinitas latihan terstruktur yang intens. Fokusnya adalah pada gerakan yang konsisten sepanjang hari dan meminimalkan waktu duduk yang berlebihan.'”
Faktor penentu kesehatan yang paling dominan adalah asupautrisi. Tanpa diet yang sehat, upaya apapun untuk mencapai kesehatan akan menjadi sia-sia.
Makanan berfungsi sebagai bahan bakar dan blok bangunan bagi tubuh. Memilih makanan utuh, kaya serat, dan menghindari ultra-proses adalah prioritas utama. Dr. Budi Santoso, Sp.GK, seorang spesialis gizi klinik terkemuka, menekankan,
“Nutrisi adalah fondasi utama kesehatan. Anda bisa berolahraga setiap hari, namun jika asupan makanan Anda buruk, upaya itu akan sia-sia. Prioritaskan makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan hindari gula tambahan serta lemak trans yang tersembunyi dalam makanan olahan. Pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang.”
Selaiutrisi, tidur yang cukup dan berkualitas seringkali menjadi pilar kesehatan yang terabaikan. Padahal, saat tidur, tubuh melakukan proses perbaikan, regenerasi sel, dan konsolidasi memori. Kurang tidur kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Dr. Maya Sari, Sp.PD, spesialis penyakit dalam, menjelaskan,
“Kurang tidur kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon, khususnya yang mengatur nafsu makan (ghrelin dan leptin), melemahkan sistem imun, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes tipe 2. Selain itu, tidur yang buruk juga berdampak pada kesehatan mental dan konsentrasi. Usahakan tidur 7-9 jam setiap malam dan patuhi jadwal tidur yang teratur, bahkan di akhir pekan.”
Mengelola stres juga tak kalah penting dalam mencapai kesehatan holistik. Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol yang berlebihan, yang jika berlangsung terus-menerus dapat berdampak negatif pada hampir setiap sistem organ, termasuk meningkatkan peradangan, tekanan darah, dan melemahkan respons imun.
“Menemukan cara efektif untuk meredakan stres, baik melalui meditasi, yoga ringan, membaca buku, menghabiskan waktu di alam, atau interaksi sosial positif dengan orang terdekat, sama vitalnya dengan diet sehat dan tidur cukup,” tambah Prof. Aisha Rahman.
Mengembangkan hobi yang menenangkan juga dapat menjadi saluran positif untuk melepaskan ketegangan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya
      
					





						
						
						
						
						


















